
Beternak ulat hongkong
Tahapan beternak ulat hongkong – Ulat hongkong atau mealworm sangat bermanfaat untuk burung kicauan dan juga hewan peliharaan lainnya. Pakan alami ini mempunyai banyak protein dan kalori yang dibutuhkan burung. Cara penyajiannya juga bervariasi, ada yang diberikan ketika ulat masih berwarna putih, sedang ganti kulit, atau diberikan dalam bentuk ulat hongkong kering.
Sebelum memulai beternak ulat hongkong, sebaiknya persiapkan beberapa bahan yang akan dipakai. Contohnya wadah tempat menyimpan ulat. Wadah ulat hongkong dapat menggunakan kontainer plastik, baik yang single maupun yang bersusun seperti laci.
Berikutnya, siapkan dedak atau bekatul yang menjadi media untuk berkembang biak dan bertelur bagi ulat hongkong tersebut. Dedak sekaligus berfungsi untuk mempertahankan kondisi kelembaban sehingga ulat hongkong tidak mudah mati.
Ulat hongkong yang akan diternakkan sebaiknya dipilih yang dewasa, dengan jumlah tergantung ukuran wadah atau kontainer plastik. Boleh juga memakai ulat hongkong yang sudah berubah menjadi kumbang (berwarna hitam).
Terakhir ialah mempersiapkan pakan untuk ulat-ulat ini. Ulat hongkong merupakan larva yang memakan apa saja. Tetapi untuk tujuan ternak, dan menjaga supaya ruangan tempat ulat ditangkarkan tidak mudah berjamur, pakan yang diberikan dapat berupa sepotong roti, potongan kentang, atau potongan buah-buahan (terutama apel).
Setelah semua bahan sudah tersedia, sekarang kita berlanjut ke beberapa tahap berikut ini:
- Tahap 1
Masukkan dedak atau bekatul ke dalam wadah atau kontainer plastik, lalu ratakan pada bagian dasarnya dengan tinggi / tebal lapisan sekitar 1/4 dari ketinggian wadah yang digunakan. Sesudah itu, masukkan ulat-ulat yang akan dikembangbiakan. Jadi, dalam penjelasan ini, kita memulainya dari ulat hongkong dewasa, bukan langsung berupa kumbang.
Proses berkembang biak ulat hongkong menjadi kumbang membutuhkan waktu lama, dan perlu kesabaran untuk diperoleh hasil optimal. Karena itu, banyak juga yang memulai ternak ulat hongkong dengan memasukkan ulat hongkong yang sudah berubah menjadi kumbang supaya prosesnya lebih cepat.
Pakan yang diberikan dapat berupa potongan kentang atau potongan buah apel, walau ulat hongkong dapat memakan makanan apa saja. Pemberian apel dan kentang dimaksudkan untuk mencegah munculnya jamur akibat bahan pakan terlalu banyak mengandung air (misalnya sayuran).
Selanjutnya, wadah / kontainer plastik dapat disimpan ditempat yang gelap dan hangat. Jangan lupa melakukan kontrol setiap hari, terutama untuk memeriksa ketersediaan pakan, sekaligus membersihkan sampah bekas makanan ataupun bekas kulit dari ulat hongkong.
- Tahap kedua
Sesudah disimpan beberapa bulan (sekitar 90 hari), ulat-ulat akan berubah menjadi kepompong. Anda dapat tetap memelihara kepompong dalam wadah yang sama, dapat juga memindahkannya ke wadah / kontainer lain. Maksud pemindahan ini untuk menghindari ulat hongkong yang belum berubah jadi kepompong, karena ulat hongkong terkadang akan memakan teman-temannya yang sudah jadi kepompong, terutama bila mereka kekurangan pakan.
Bila ingin memelihara kepompong dalam wadah / kontainer plastik yang baru, media yang dipakai tetap sama, yaitu dedak / bekatul, dengan ketebalan secukupnya (tipis saja). Dalam ke wadah / kontainer baru, tugas Anda cukup menunggu saja, sebab kepompong tidak membutuhkan makanan apapun.
- Tahap ketiga
Sekitar 10 hari kemudian, kepompong akan menunjukkan perubahan bentuk fisiknya menjadi serangga berwarna putih, yang sebenarnya adalah calon kumbang. Dari hari ke hari, warna putih ini akan berubah menjadi cokelat. Silakan dikontrol terus hingga warna serangga menjadi hitam, dan itulah yang disebut kumbang (Tenebrio molitor).
Bila sudah menjadi kumbang, Anda bisa memberikan pakan berupa potongan buah-buahan atau potongan roti.
Pindahkan kumbang-kumbang ke wadah lain, yang sudah diisi dengan media dedak / bekatul. Perbandingannya, takaran 4 gelas berisi kumbang memerlukan dedak sebanyak 2 kg. Dalam wadah inilah, kumbang akan memulai proses reproduksinya, seperti kawin dan bertelur.
Bila sudah bertelur, tunggu hingga 10 hari, lalu dilakukan pengayakan terhadap telur-telurnya. Saat mengayak, yang ikut terayak adalah telur dan dedak, namun kumbang tidak ikut terayak. Telur dan dedak dikembalikan ke wadah semula. Adapun kumbang dipindah ke wadah lain, dengan media dedak dan rasio yang sama seperti penjelasan sebelumnya (4 gelas kumbang membutuhkan 2 kg dedak).
Dalam wadah baru, kumbang akan bertelur kembali selama 10 hari. Silakan diayak kembali telur dan dedaknya, sedangkan para kumbang dipindah ke wadah baru. Demikian seterusnya, hingga kumbang sudah tidak bertelur lagi. Tanda kumbang sudah tak bertelur lagi ialah mati dengan sendirinya.
Bagaimana dengan telur-telur yang dipertahankan dalam wadah plastik? Mereka akan menetas menjadi larva, yang tidak lain adalah ulat hongkong. Sejak menetas, pakan yang diberikan kembali ke tahap pertama (potongan apel dan kentang). Biarkan hingga umur 50 hari. Saat itulah, ulat hongkong siap dipanen, untuk dipasarkan, atau dipakai sendiri, atau bisa juga dijadikan lagi sebagai materi dalam budidaya ulat hongkong