Usaha budidaya ayam kampung – Keuntungan usaha budidaya ayam kampung khususnya penetasan ayam kampung memang cukup menggiurkan. Saat ini harga sebutir ayam kampung Rp 800. Sementara harga seekor anak ayam yang baru menetas atau biasa disebut DOC (Day Old Chick), sekitar Rp 2000 /ekor. Itu berarti, jika ditetaskan maka keuntungannya lebih dari 100% bukan…!? Mendapatkan telur ayam kampung pada dasarnya tidak sulit asal Anda mau telaten. Telur yam kampung dapat diperoleh di kampung-kampung. pada pemeliharaan tradisional, umumnya setiap induk ayam kampung melakukan perkawinan dengan ayam pejantan sehingga telur yang dihasilkan merupakan telur yang bertunas atau yang dapat ditetaskan. Pada kali ini kami akan menyajikan sedikit tulisan mengenai usaha budidaya ayam kampung. Mari kita simak.
Ciri-ciri bibit ayam unggul:
- Bagian tubuh tak ada yang rusak atau cacat, misalnya kaki utuh dan leher lurus.
- Otot gempal dan kuat, terutama di bagian paha dan dada. Tulangnya juga kuat.
- Susunan bulu teratur, saling menghimpit dan tampak mengkilat. Kondisi bulu yang baik mencerminkan kondisi kulit yang baik pula.
- Mata cerah dan pAndangannya tampak tajam.
- Gerakannya gesit yaitu mudah berontak bila dipegang.
- Ukuran badannya sedang, tidak kurus dan tidak gemuk.
- Induk jantan mempunyai jengger yang berwarna merah cerah, kepala tampak kokoh, paruh pendek, tajam dan kuat.
- Jarak ujung tulang dada dengan dubur berjarak minimal tiga jari tangan.
Untuk mesin tetas, Anda dapat mendapatkannya dengan dua cara. Jika Anda punya uang maka Anda dapat membeli mesin tetas sendiri, harganya antara 700.000 hingga 5.000.000, tergantung daya tampungnya. Akan lebih untung jika Anda memiliki mesin penetas sendiri dengan kapasitas yang besar. selain dipakai sendiri, juga dapat disewakan. Anda tak usah bingung memasarkan anak ayam. Anda dapat menjualnya melalui koperasi peternak ayam buras, atau dapat langsung bekerjasama dengan peternak ayam buras. Jika belum puas dengan hasil anak ayam, bisnis ini dapat dikembangkan sebagai bisnis terpadu. Artinya, selain anak ayam, juga beternak ayam pedaging (broiler) dan telur.
Analisa usaha ayam kampung:
- Investasi kandang dengan biaya per ekor @ Rp 7.000 = Rp 7.000.000
- Biaya lancar DOC 1.000 ekor @ Rp 1.800 = Rp 1.800.000
- Pakan starter 1 1.000 kg @ Rp 1.825,5/kg = Rp 1.824.500
- Pakan starter 2 1.500 kg @ Rp 1.657,5/kg = Rp 2.486.250
- Vaksin dan Jamu 1.000 ekor x Rp 150×2 = Rp 300.000
- Listrik Rp. 100.00 x 3 = Rp 300.000
- Kematian ternak 10% = Rp 180.000
- Penyusutan kandang (usia 4 tahun) = Rp 145.830
- TOTAL BIAYA = Rp 7.036.58
- Pendapatan ayam ukuran 0,9kg @ Rp 14.000/kg x 900 ekor (mati 10%) = Rp 11.340.00
- KEUNTUNGAN BERSIH = Rp 4.303.420
Ada baiknya juga seorang peternak menguasai pembuatan pakan. Pakan dari bahan baku lokal yang sebenarnya dari sisi kualitas tidak kalah dari produk impor, masih jarang dilirik peternak. Daripada Anda membuang uang untuk membeli bahan pakan ternak, ada baiknya Anda mempelajari kiat membuat pakan sendiri. Dengan menggunakan pakan lokal, Anda dapat memetik penghasilan lumayan besar. Dari 1.000 ekor ternak, misalnya, minimal setiap bulan Anda mengantongi keuntungan Rp 1.400.000. Itu baru dari hasil penjualan ayam kampung pedaging. Belum termasuk telur, ayam afkiran, dan kotoran ayam yang jadi rebutan petani karena harga pupuk kimia sangat mahal.
Penetasan telur ayam kampung:
- Membeli telur tetas 500 butir x Rp 800 = Rp 400.000
- Sewa mesin tetas 500 butir x Rp 100 = Rp 50.000
- Biaya lain-lain = Rp 50.000
- TOTAL BIAYA = Rp 500.000
Pendapatan
1.500 butir x 80% x Rp 2.000 = Rp 800.000
Keuntungan
Rp 800.000 – Rp 500.000 = Rp 300.000