Burung Kaso – Kaso merupakan salah satu jenis burung pengicau. Burung ini juga dikenal dengan nama Tepus Gelagah. Namun bayak orang yang kurang mengenal burung yang satu ini. Padahal suara kicauannya cukup menarik sehingga dapat dijadikan sebagai burung kicauan di rumah maupun sebagai burung master.
Di beberapa pasar burung, khususnya di wilayah barat Jawa, jenis burung ini sering dijual para pedagang. Secara fisik Burung Kaso – Kaso dapat dikenali dengan memiliki postur tubuh berukuran sedang, dengan panjang tubuh sekitar 17 cm. Tubuh bagian atas berwarna cokelat kemerahan, mahkotanya berwarna merah, alis putih yang kontras dengan garis hitam yang tebal.
Pipi berwarna putih sampai abu-abu. Adapun kekang hitam, dada berwarna putih bercoret hitam, sedangkan bagian perut abu-abu yang tersapu warna cokelat kekuningan di bagian sisi tubuh dan tunggirnya. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai burung ini, berikut akan dijelaskan mengenai subspesies, habitat dan cara perawatan nya.
Subspesies Burung Kaso – Kaso
Burung ini terdiri atas 6 sub-spesies, satu di antaranya terdapat di Indonesia. Sedangkan untuk jenis lainnya tersebar di wilayah Asia, berikut rinciannya:
- Timalia Pileata Bengalensis: Habitat di wilayah utara dan timur-laut India, wilayah selatan Nepal, Bangladesh, dan wilayah barat Myanmar.
- Timalia Pileata Smithi: Habitat di wilayah utara dan timur Myanmar, barat-laut Thailand , wilayah selatan China, wilayah utara dan tengah Laos, serta wilayah utara Vietnam.
- Timalia Pileata Intermedia: Habitat di wilayah tengah dan selatan Myanmar, serta wilayah barat Thailand.
- Timalia Pileata Patriciae: Habitat di wilayah barat-daya Thailand.
- Timalia Pileata Dictator: Habitat di wilayah timur-laut dan tenggara Thailand, serta wilayah selatan Indochina.
- Timalia Pileata Pileata: Habitat di wilayah barat Pulau Jawa.
Habitat Burung Kaso – Kaso
Burung ini dapat dijumpai di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut. Mereka biasa hidup berpasangan, atau terkadang dalam kelompok kecil. Burung ini sering beraktivitas di rerimbunan tumbuhan bawah atau daerah semak belukar, dan hanya suara kicauannya saja yang terdengar.
Di wilayah barat Pulau Jawa, yang menjadi satu-satunya wilayah persebaran di Indonesia, spesies ini berkembangbiak mulai bulan Februari hingga September. Sarang dibangun dari bahan-bahan kasar seperti jerami dan rerumputan kering. Bentuk sarang menyerupai bola tidak beraturan. Burung betina akan bertelur sebanyak 2- 5 butir berwarna abu-abu pucat, dengan bintik-bintik berwarna merah gelap.
Artikel lainnya Ternak Perkutut Dengan Sangkar Gantung.
Perawatan
Seperti halnya spesies burung Babbler lainnya dari keluarga Timaliidae, Kaso Kaso termasuk burung pemakan serangga. Burung ini mudah dijumpai di pasar-pasar burung dan biasanya dijual dalam kondisi bakalan. Meski begitu, berbeda dari beberapa spesies burung lain yang memiliki tahapan-tahapan tertentu hingga rajin berkicau (dimulai dari ngeriwik, pemasteran, hingga bersuara ngeplong), burung ini relatif tidak membutuhkan tahapan-tahapan tersebut. Meski masih bakalan, jika perawatannya tepat, burung bisa menjadi sangat rajin bunyi dengan suara yang cukup lantang.
Dalam perawatannya, dapat diberikan pakan tambahan / extra fooding (EF) secara rutin setiap hari, berupa serangga seperti jangkrik, ulat hongkong, kroto, dan sebagainya. Adapun model perawatan harian yang standar adalah sebagai berikut:
- Kroto diberikan pada pagi hari, atau sebelum burung dimandikan, dengan takaran 1/2 sendok teh.
- Porsi jangkrik 3-4 ekor, tetapi pilihlah jangkrik berukuran. Jangkrik diberikan setelah burung mandi atau ketika sedang diangin-anginkan.
- Ulat hongkong bisa diberikan sebanyak 1 – 2 ekor.
- Pakan buah-buahan juga bisa diberikan. Sebab ada pula Burung Kaso – Kaso yang suka buah, meski kebanyakan tidak menyukainya.
Kaso-kaso termasuk burung yang sangat aktif, sehingga sangkarnya disarankan berukuran luas dengan tenggeran ganda yang bisa disusun sejajar maupun menyilang. Untuk menjaga kondisinya agar tetap sehat, jangan lupa menjaga kebersihan kandang secara teratur.
Karena termasuk anggota keluarga Timaliidae. Beberapa spesies dari keluarga ini sangat sulit dibedakan jenis kelaminnya, misalnya kelompok Burung Poksay, Burung Pelanduk Semak dan Burung Murai Air (Sibia Ekor Panjang). Untuk kicauan nya sangat beragam. Volume suara yang jelas dan cukup keras. Lagu-lagunya cenderung berupa siulan yang bergetar, disertai dengan nada-nada yang menyambung naik-turun, serta siulan cukup keras dan tajam.